Camat Talibura : Warga Flotim Yang Mengungsi Di Wilayah Talibura Akibat Erupsi Lewotobi Sudah Kembali
Sekitar 100 lebih warga Boru, dan wilayah lainnya di Kecamatan Wulagitang, Kabupaten Flotim yang berada di Desa Hikong, Boganatar, dan desa lainnya di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka akibat letusan Lewotobi Laki-Laki pada Selasa (17/06/2025) sekitar pukul 16.30 Wita sudah kembali ke tempat tinggalnya.
Hal ini disampaikan Camat Talibura Lazarus Gunter, S.Fil saat dihubungi media ini melalui telepon hari ini, Kamis, 19 Juni 2025 pukul 11.30. Menurut Gunter, sapaan Camat Talibura ini, berdasarkan pengakuan para pengungsi, bahwa mereka sedang berada di kebun saat erupsi terjadi.
"Mereka berada di kebun, dan ketika melihat erupsi dasyat Lewotobi akhirnya mereka mengungsi secara spontanitas ke Hikong, Boganatar, dan wilayah sekitarnya", kata Camat Gunter.
Menurut Gunter saat tiba di Hikong dan Boganatar, selanjutnya melalui koordinasi camat, para kepala desa, dan pemkab Sikka disepakati warga Flotim ini diarahkan untuk menginap di rumah-rumah warga dan yang lainnya di arahkan ke Aula Paroki Boganatar setelah berkoordinasi dengan Pastor Paroki.
Terkait keberadaan warga Flotim di Hikong dan Boganatar akibat erupsi Lewotobi Laki-Laki ini saat dihubungi media ini Camat Talibura menyampaikan bahwa sejak kemarin, Rabu, 18 Juni 2025 warga Flotim yang mengungsi ini telah kembali ke Boru, Wulagitan.
"Semuanya sudah kembali karena aktivitas Lewotobi sudah menurun. Terakhir ada 5 orang warga yang masih berada di rumah keluarga, tapi melihat kondisi sudah membaik akhirnya mereka pun kembali", kata Gunter.
Terkait kondisi warga di 5 Desa di Kecamatan Talubura yang berada di perbatasan, Gunter menjelaskan bahwa akibat erupsi Lewotobi Laki-Laki yang mengeluarkan pasir dan belerang dengan ketinggian sekitar 10 ribu meter lebih pada 17 Juni 2025 lalu menimbulkan dampak serius bagi warga, antara lain menebalnya timbunan pasir di atap rumah, gangguan pernafasan, dan terkontaminasinya air bersih bagi warga sehingga menyulitkan warga untuk minum, masak, mandi, dan cuci.
Menurut Gunter sejak Rabu, 18 Juni sampai hari ini, kamis, 19 Juni warga sibuk membersihkan atap rumah dari timbunan pasir dengan menyapu dan menyiram dengan air. Sementara untuk masker, Puskesmas Boganatar sejak kemarin telah membagikannya kepada warga.
Terkait kebutuhan air bersih Gunter menjelaskan telah terjadi kesepakatan antara camat dan para kepala desa agar untuk sementara disiapkan oleh pemerintah desa melalui pengadaan air bersih.
"Pemerintah desa siap mengadakan air bersih selanjutnya menyalurkan kepada warga yang membutuhkan", kata Gunter. Bantuan lain menurut Gunter disalurkan oleh Caritas, Keuskupan Maumere. Gunter mengatakan sejak Rabu kemarin Caritas Keuskupan Maumere telah tiba di Boganatar untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak erupsi Lewotobi seperti masker, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.
Sementara untuk warga yang sakit dan rentan menurut Camat Talibura sebanyak 23 warga yang berada dan dirawat di Puskesmas Boganatar telah dievakuasi di RKA Maumere. Sementara 1 orang pasien di Puskesmas Watubaing dievakuasi ke Puskesmas Waigete.
Berdasarkan pantauan, menurut camat Talibura aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki sejak kemarin sampai hari ini menurun. "Walaupun aktivitas Lewotobi ini menurun namun warga dihimbau tetap waspada.
Sementara pemerintah kecamatan dan pemerintah desa tetap melakukan pemantauan dan pengawasan di lokasi sambil terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk tindakan pemulihan, rehabilitasi maupun pendampingan selanjutnya.
Hal ini disampaikan Camat Talibura Lazarus Gunter, S.Fil saat dihubungi media ini melalui telepon hari ini, Kamis, 19 Juni 2025 pukul 11.30. Menurut Gunter, sapaan Camat Talibura ini, berdasarkan pengakuan para pengungsi, bahwa mereka sedang berada di kebun saat erupsi terjadi.
"Mereka berada di kebun, dan ketika melihat erupsi dasyat Lewotobi akhirnya mereka mengungsi secara spontanitas ke Hikong, Boganatar, dan wilayah sekitarnya", kata Camat Gunter.
Menurut Gunter saat tiba di Hikong dan Boganatar, selanjutnya melalui koordinasi camat, para kepala desa, dan pemkab Sikka disepakati warga Flotim ini diarahkan untuk menginap di rumah-rumah warga dan yang lainnya di arahkan ke Aula Paroki Boganatar setelah berkoordinasi dengan Pastor Paroki.
Terkait keberadaan warga Flotim di Hikong dan Boganatar akibat erupsi Lewotobi Laki-Laki ini saat dihubungi media ini Camat Talibura menyampaikan bahwa sejak kemarin, Rabu, 18 Juni 2025 warga Flotim yang mengungsi ini telah kembali ke Boru, Wulagitan.
"Semuanya sudah kembali karena aktivitas Lewotobi sudah menurun. Terakhir ada 5 orang warga yang masih berada di rumah keluarga, tapi melihat kondisi sudah membaik akhirnya mereka pun kembali", kata Gunter.
Terkait kondisi warga di 5 Desa di Kecamatan Talubura yang berada di perbatasan, Gunter menjelaskan bahwa akibat erupsi Lewotobi Laki-Laki yang mengeluarkan pasir dan belerang dengan ketinggian sekitar 10 ribu meter lebih pada 17 Juni 2025 lalu menimbulkan dampak serius bagi warga, antara lain menebalnya timbunan pasir di atap rumah, gangguan pernafasan, dan terkontaminasinya air bersih bagi warga sehingga menyulitkan warga untuk minum, masak, mandi, dan cuci.
Menurut Gunter sejak Rabu, 18 Juni sampai hari ini, kamis, 19 Juni warga sibuk membersihkan atap rumah dari timbunan pasir dengan menyapu dan menyiram dengan air. Sementara untuk masker, Puskesmas Boganatar sejak kemarin telah membagikannya kepada warga.
Terkait kebutuhan air bersih Gunter menjelaskan telah terjadi kesepakatan antara camat dan para kepala desa agar untuk sementara disiapkan oleh pemerintah desa melalui pengadaan air bersih.
"Pemerintah desa siap mengadakan air bersih selanjutnya menyalurkan kepada warga yang membutuhkan", kata Gunter. Bantuan lain menurut Gunter disalurkan oleh Caritas, Keuskupan Maumere. Gunter mengatakan sejak Rabu kemarin Caritas Keuskupan Maumere telah tiba di Boganatar untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak erupsi Lewotobi seperti masker, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.
Sementara untuk warga yang sakit dan rentan menurut Camat Talibura sebanyak 23 warga yang berada dan dirawat di Puskesmas Boganatar telah dievakuasi di RKA Maumere. Sementara 1 orang pasien di Puskesmas Watubaing dievakuasi ke Puskesmas Waigete.
Berdasarkan pantauan, menurut camat Talibura aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki sejak kemarin sampai hari ini menurun. "Walaupun aktivitas Lewotobi ini menurun namun warga dihimbau tetap waspada.
Sementara pemerintah kecamatan dan pemerintah desa tetap melakukan pemantauan dan pengawasan di lokasi sambil terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk tindakan pemulihan, rehabilitasi maupun pendampingan selanjutnya.