
Pimpin Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila, Wakil Bupati Sikka: Pancasila Tidak Hanya Dihafalkan, Tetapi Dihidupi Dan Dijalankan Dalam Tindakan Nyata
Hari Lahir Pancasila 2025 dirayakan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila yang berlangsung pada Minggu pagi , 1 Juni 2025 di Lapangan Kantor Bupati Sikka Jalan El Tari Maumere. Bertindak sebagai inspektur upacara ialah Wakil Bupati Sikka Ir. Simon Subandi Supriadi. Hadir pada apel Peringatan Hari Lahir Pancasila ini Ketua DPRD Kabupaten Sikka Stefanus Sumandi, S. Fil, anggota Forkompinda, staf ahli bupati, para asisten, para pimpinan perangkat daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Sikka, para pimpinan instansi vertikal, anggota TNI dan POLRI, para ASN, utusan pelajar dan mahasiswa, dan tamu undangan lainnya. Pada amanat apel Hari Lahir Pancasila ini Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Yudian Wahyudi.
Di awal pidato sebagaimana dibacakan Wakil Bupati Sikka pada apel ini Yudian Wahyudi mengatakan bahwa tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu Hari Lahir Pancasila. “Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia”, kata Yudian Wahyudi.
Yudian juga menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, tapi adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sebagai pemersatu bangsa dalam keberagaman, Yudian Wahyudi sebagaimana disampaikan oleh Wakil Bupati Sikka Simon Subandi mengatakan bahwa “dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Bahwa Pancasila mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuhpuluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu”.
Bahkan menurut Kepala BPIP, dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Terkait arah dan kebijakan pembangunan nasional menuju Indonesia Emas, Yudian Wahyudi menegaskan bahwa dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045, dan kata Yudian, salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia. “Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi”, tegas Yudian Wahyudi, sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Sikka di hadapan peserta Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila.
Lebih lanjut Yudian Wahyudi menegaskanan bahwa memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial; bahkan menurut Yudian, dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata seperti penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Terkait revitalisasi nilai-nilai pancasila Yudian Wahyudi mengatakan harus dimulai dari segala dimensi kehidupan, yaitu dari pendidikan,birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Pertama, dalam dunia pendidikan menurut Yudian, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian.
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, Yudian mengatakan nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, menurut Yudian kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Dan Keempat, kata Yudian, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan.
Di akhir pidato yang disampaikan Wakil Bupati Sikka ini, Yudian Wahyudi menggambarkan peran dan tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila, yang terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis mulai dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat.
“Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata”, Pungkas Wahyudi.
Menutup pidatonya Yudian Wahyudi mengajak agar kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.
#Diskominfo Sikka
Di awal pidato sebagaimana dibacakan Wakil Bupati Sikka pada apel ini Yudian Wahyudi mengatakan bahwa tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu Hari Lahir Pancasila. “Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia”, kata Yudian Wahyudi.
Yudian juga menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, tapi adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sebagai pemersatu bangsa dalam keberagaman, Yudian Wahyudi sebagaimana disampaikan oleh Wakil Bupati Sikka Simon Subandi mengatakan bahwa “dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Bahwa Pancasila mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuhpuluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu”.
Bahkan menurut Kepala BPIP, dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Terkait arah dan kebijakan pembangunan nasional menuju Indonesia Emas, Yudian Wahyudi menegaskan bahwa dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045, dan kata Yudian, salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia. “Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi”, tegas Yudian Wahyudi, sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Sikka di hadapan peserta Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila.
Lebih lanjut Yudian Wahyudi menegaskanan bahwa memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial; bahkan menurut Yudian, dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata seperti penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Terkait revitalisasi nilai-nilai pancasila Yudian Wahyudi mengatakan harus dimulai dari segala dimensi kehidupan, yaitu dari pendidikan,birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Pertama, dalam dunia pendidikan menurut Yudian, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian.
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, Yudian mengatakan nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, menurut Yudian kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Dan Keempat, kata Yudian, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan.
Di akhir pidato yang disampaikan Wakil Bupati Sikka ini, Yudian Wahyudi menggambarkan peran dan tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila, yang terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis mulai dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat.
“Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata”, Pungkas Wahyudi.
Menutup pidatonya Yudian Wahyudi mengajak agar kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.
#Diskominfo Sikka