Jejak Sejarah 76 Tahun Rosario Bergema di Lembah Lela

Admin SIKKA 15 Oct 2025 - 00:56 WITA dibaca : 38 x

Jejak Sejarah 76 Tahun Rosario Bergema di Lembah Lela

Maumere_sikkakab.go.id,- 13 Oktober 2025, Sejak pagi hari, para Peziarah Keuskupan Maumere telah berdatangan memenuhi jalan-jalan di Desa Lela, Kabupaten Sikka, NTT.

Dari berbagai daerah dan latar belakang dengan mengenakan pakaian adat masing-masing, para Peziarah, disatukan dalam spirit devosional kepada Bunda Maria.

Lela, sebuah wilayah yang terletak di pesisir Pantai Selatan Flores, tidak bisa dilepaskan dari Perjalanan Spiritual Iman Katolik di NTT. Lalu bagaimana Lela, menjelma menjadi tempat istimewa bagi perjalanan Spiritual Iman Katolik?

5 Oktober 1947, Devosi Kepada Bunda Maria tumbuh mekar selepas Sri Paus Pius XII menyerukan Penyerahan Sepenuhnya Harapan Perdamaian Dunia kepada Bunda Maria.

Pastor Paroki Lela Pater Herman Bolscher, SVD bersama Kapitan Sikka, Kristianus da Silva, bersama umat Lela mulai melakukan Devosi kepada Bunda Maria dan lahirlah kerinduan untuk memiliki Arca Bunda Maria.

20 April 1949, Kerinduan memiliki Arca Bunda Maria terwujud. Hari itu, Arca Bunda Maria Fatima, tiba di Pelabuhan Sadang Bui (saat ini Pelabuhan Lorens Say) menggunakan kapal St. Teresia. Arca Bunda Maria tersebut merupakan hadiah Pater M.Marinus van Es SVD. Tiba di Lela, Arca ini kemudian ditahtakan di Pastoran Lela.

Juni 1949, Kecintaan Kepada Bunda Maria mendorong Pihak Tana Pu'ang (Tuan Tanah) menyerahkan lahan di lereng bukit yang sangat indah kepada Dewan Gereja untuk menjadi tempat pentaktaan Arca Maria.

Para Tana Pu'ang itu adalah Mo'ant Wisu Toni Amat, Mo'ang Markus Nes Fernandez, dan Mo'ang Paria Nggela Keupung.

Sketsa Pentaktaan juga dipersiapkan. Kala itu terdapat 2 versi awal yang diterima, yakni sketsa dari Pater Piet Noy SVD dan dari Pater Reinders SJ. Dan yang dipilih adalah sketsa Pater Piet Noy SVD.

10 Juni 1949, Peletakan batu pertama oleh Raja Don Thomas da Silva. 16 Agustus 1949, Arca dan kompleks Wisung Fatima diberkati Mgr. Heinrich Leven SVD.

26 Oktober 1949, Raja Sikka Don Thomas Ximenes da Silva dan semua pemimpin Haminte serta umat melakukan doa penyerahan wilayah Kerajaan Sikka/ Onderafdeling Maumere kepada Inang Maria Fatima.

Sejak saat itu, Umat Katolik yang tinggal di kampung perbukitan seperti dari Wololora, Puho, sampai Hokor datang sambil menunggang kuda. Umat dari Palue menyeberang dengan kapal demi berziarah ke Wisung Fatima, demikian juga umat dari Bola – Ipir kala itu menggunakan sampan menyisir Laut Sawu.

Hampir tiap bulan rombongan umat dari Nita, Lekebai, Koting, Bloro, Tilang, Nelle, Ili, datang bergiliran secara tetap dengan truk kayu.

Setelah 70 tahun, pada 13 Oktober 2014, Wisung Fatima Lela dinobatkan menjadi "Sanctuarium", atau Tempat Kudus. Acara penobatan dilakukan melalui perayaan misa kudus yang dipimpin oleh Uskup Maumere, Mgr. Kherubim Parera, SVD.

Ini adalah status istimewa yang hanya diberikan kepada tempat-tempat rohani khusus melalui sejumlah pertimbangan khusus. Dan wisung Fatima merupakan tempat ziarah Maria Pertama di Indonesia yang menyandang satatus sanctuarium.

Kini, setelah 76 Tahun berselang, Devosi kepada Bunda Maria tetap menggema. Memencar ke segala penjuru di Tanah Flores, Indonesia, dan dunia.
Setiap tahun, dari generasi ke generasi, Peziarah berdatangan bukan hanya dari Flores.

Ziarah Umat Keuskupan Maumere berbalutkan tema : Berziarah Bersama Maria Menuju Sumber Pengharapan. Dimulai dengan Tri Duum, pada 9-10 Oktober 2025 di Sanctuarium Wisung Fatima Lela. Dan dilanjutkan dengan Rangkaian Puncak Ziarah pada 13 Oktober.

Di puncak Ziarah ini, di mulai dengan Devosional Kepada Bunda Maria Fatima, Sakramen Tobat, Salve Yubelium, Prosesi umat menuju Wisung Fatima, Ekaristi dan Ziarah Golgota.

Ekaristi dipimpin Mgr. Ewaldus Martinus Sedu dan diikuti ribuan umat dari berbagai pelosok. Panas yang terik pun hujan yang sempat mengguyur Lela, tidak menyurutkan kecintaan umat dalam rangkaian Ziarah ini.

76 Tahun, Rosario terus menggema. Dari Desa kecil di Tanah Flores, dalam lantunan doa dan pujian, umat menyatukan dan menyerahkan Sepenuhnya Harapan Perdamaian Dunia kepada Bunda Maria.** (AP)
Butuh bantuan?